MAKALAH: PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN
1.1.     Latar Belakang
Masalah lingkungan dalam kehidupan sehari-hari sering kita anggap sepele. Padahal, kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan merupakan hal yang essensial di samping masalah perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan faktor keturunan.
Apa hubungan lingkungan sekitar dengan kesehatan kita? Manusia dan makhluk hidup lainnya sangat bergantung pada lingkungan sekitar, seperti untuk kebutuhan konsumsi udara dan air bersih. Jika udara dan air sudah tercemar, maka makhluk hidup terpaksa akam mengkonsumsi udara dan air yang mengandung zat-zat yang tidak sesuai dengan kebutuhan, sehinga akan mempengaruhi kesehatannya.
Tidak dapat disangkal bahwa lingkungan sangat berpengaruh terhadap kesehatan kita. Makhluk hidup sangat bergantung pada udara untuk bernafas, begitu juga akan kebutuhannya terhadap air dan segala mineral yang terdapat di lingkungan sekitarnya bagi proses kehidupan. Peran matahari juga ternyata juga sangat berperan penting bagi kelangsungan hidup makhluk hidup. Tanpa sinar matahari bukan hanya berpengaruh pada turunnya suhu secara drastis, tetapi juga tumbuh-tumbuhan akan mati karena tidak bisa melangsungkan proses fotosintesis. Manusia dan makhluk hidup lainnya karena kedinginan dan kekurangan makanan, begitu pentingnya lingkungan disekitar kita sehingga perlu dijaga dan dilestarikan agar kehidupan tetap bisa berlangsung secara wajar di permukaan bumi ini.
Seiring dengan perkembangan zaman yang di ikuti dengan pembangunan bernuansa lingkungan, secara perlahan tapi pasti lingkungan sekitar telah mengalami perubahan. Perubahan itu ada yang berdampak positif bagi kehidupan manusia, namun ada pula dampak negatifnya, misalnya efek rumah kaca atau pemanasan global, menipisnya lapisan ozon akibat buangan limbah secara sembarangan, dan dampak negatif lannya.
Sekarang, dapatkah anda membayangan seandainya komposisi udara sudah berubah akibat adanya pembuangan limbah pabrik berupa polusi? Apa pengaruhnya bagi kesehatan kita? Begitu juga air yang sudah tercemar dilingkungan sekitar, dapatkah berpengaruh pada kesehatan kita?
Paru-paru kita membutuhkan udara yang sebagian terdiri dari campuran nitrogen dan oksigen, serta sebagian kecil karbon dioksida. Udara yang sudah tercemar mengubah komposisi udara tersebut menjadi sebagian besar karbon dioksida, karbon monoksida beserta gas-gas nitrat dan sitrat yang sebetulnya bersifat korosit (merusak terhadap benda yang bersentuhan). Sementara itu hanya sebagian kecil oksigen dan nitrogen. Begitu juga air yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup jika teremar oleh zat-zat yang tidak sesuai dengan tubuh maka akan berpengaruh terhadap kesehatan makhluk hidup pada umumnya, termasuk manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan.
1.2.     Rumusan Masalah
Ada beberapa rumusan yang ingin dibahas dalam makalah ini antara lain:
a.              Apa kegunaan ozon bagi kehidupan sehari-hari?
b.             Mengapa lapisan ozon menipis?
c.              Bagaimana mengurangi Freon?
d.             Bagaimana keadaan udara yang tercemar?

1.3.     Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk :
a.              Mengetahui kegunaan ozon bagi kehidupan sehari-hari.
b.             Mengetahui akibat atau dampak dari penipisan lapisan ozon bagi kehidupan manusia.
c.              Mengetahui kondisi udara yang tercemar




BAB II PEMBAHASAN
PENGARUH PROSES DI LINGKUNGAN TERHADAP KESEHATAN
2.1        Pengertian Proses
Proses adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara alami atau didesain, mungkin menggunakan waktu, ruang, keahlian atau sumber daya lainnya, yang menghasilkan suatu hasil. Suatu proses mungkin dikenali oleh perubahan yang diciptakan terhadap sifat-sifat dari satu atau lebih objek di bawah pengaruhnya. Bandingkan dengan pengolahan.
Definisi lain dari proses adalah serangkaian kegiatan yang saling terkait atau berinteraksi, yang mengubah input menjadi output. Kegiatan ini memerlukan alokasi sumber daya seperti orang dan materi. Input dan output yang dimaksudkan mungkin tangible (seperti peralatan, bahan atau komponen) atau tidak berwujud (seperti energi atau informasi). Output juga dapat tidak diinginkan, seperti limbah atau polusi.

2.2       Lapisan Ozon
Seperti yang kita ketahui dunia kita terlindungi oleh lapisan ozon. Ozon merupakan gas yang secara alami terdapat didalm atmosfer. Lapisan ozon mulai dikenal oleh seorang ilmuwan dari Jerman, Christian Friedrich Schonbein pada tahun 1839. Ozon adalah hasil reaksi antara oksigen dengan sinar ultraviolet dari matahari. Ozon di udara berfungsi menahan radiasi sinar ultraviolet dari matahari pada tingkat yang aman untuk kesehatan kita semua. Ozon juga diproduksi manusia untuk dipergunakan sebagai bahan pemurni air, pemutih, dan salah satu unsur pembentuk plastik. Setiap molekul ozon mengandung 3 atom oksigen dengan rumus kimia O3. Ozon ditemukan terutama di lapisan atmosfer bagian bawah. Kira – kira 10% ozon atmospheric terdapat di Troposfir, suatu lapisan Tamosfir yang paling dekat dengan bumi (mulai dari permukaan bumi hingga 10-16 Km).
Ozon troposfir terbentuk dari reaksi kimia yang disebabkan adanya gas pencemar hasil aktivitas manusia, sehingga berbahaya terhadap system kehidupan. Sisanya sebanyak 90% terdapat di Stratosfir, terutama antara bagian puncak lapisan trofosfir hingga ketinggian 50 Km. Ozon di stratosfir ini terbentuk secara alami, dikenal dengan lapisan ozon (ozone layer) dan sangat berguna bagi system kehidupan. Istilah 'ozon' atau lebih tepat lagi 'lapisan ozon' mulai mendapat perhatian sekitar tahun 1980an ketika para ilmuwan menemukan adanya 'lubang' di lapisan ozon di Antartika. Lubang tersebut merupakan hasil dari tenaga matahari yang mengeluarkan radiasi ultra yang tinggi. Radiasi itu berpecah menjadi molekul oksigen sekaligus melepaskan atom bebas di mana setengahnya diikat dengan molekul oksigen yang lain untuk membentuk ozon.
2.3       Proses Penipisan Ozon
Kerusakan lapisan ozon adalah istilah yang sering digunakan untuk mendeskripsikan berkurangnya atau hilangnya lapisan ozon yang terdapat pada lapisan atmosfir. Berdasarkan laporan dari NASA bahwa lubang ozon di Antartika telah mencapai 29 juta Km². Konsentrasi rata – rata lapisan ozon kurang dari 200 DU dikategorikan sebagai lubang ozon (Ozone Hole). Penyebab rusaknya atau menipisnya lapisan ozon yaitu oleh Bahan Perusak Ozon (BPO) yang diemisikan dari berbagai kegiatan, baik dalam menggunakan atau memproduksi barang mengandung BPO. Ancaman yang diketahui terhadap keseimbangan ozon adalah kloroflorokarbon (CFC) yang mengakibatkan menipisnya lapisan ozon. CFC digunakan oleh masyarakat modern dengan cara yang tidak terkira banyaknya, misalnya dengan: AC, Kulkas, bahan dorong dalam penyembur (aerosol), diantaranya kaleng semprot untuk pengharum ruangan, penyemprot rambut atau parfum pembuatan busa,bahan pelarut terutama bagi kilang-kilang elektronik
Satu buah molekul CFC memiliki masa hidup 50 hingga 100 tahun dalam atmosfer sebelum dihapuskan. Dalam waktu kira-kira 5 tahun, CFC bergerak naik dengan perlahan ke dalam stratosfer (10 – 50 km). Molekul CFC terurai setelah bercampur dengan sinar UV, dan membebaskan atom KLORIN. Atom klorin ini berupaya memusnahkan ozon dan menghasilkan LUBANG OZON. Penipisan lapisan ozon akan menyebabkan lebih banyak sinar UV memasuki bumi.
Lubang ozon di Antartika disebabkan oleh penipisan lapisan ozon antara ketinggian tertentu seluruh Antartika pada musim semi. Pembentukan ‘lubang’ tersebut terjadi setiap bulan September dan pulih ke keadaan normal pada lewat musin semi atau awal musim panas. Dalam bulan Oktober 1987, 1989, 1990 dan 1991, lubang ozon yang luas telah dilacak di seluruh Antartika dengan kenaikan 60% pengurangan ozon berbanding dengan permukaan lubang pra-ozon. Pada bulan Oktober 1991, permukaan terendah atmosfer ozon yang pernah dicatat telah terjadi di seluruh Antartika. Dikhawatirkan aktivitas manusia akan mengancam lapisan ozon. Oleh itu atas permintaan “United Nations Environment Programme” (UNEP), WMO memulai Penyelidikan Ozon Global dan Proyek Pemantauan untuk mengkoordinasi pemantauan dan penyelidikan ozon dalam jangka panjang. Semua data dari tapak pemantauan di seluruh dunia diantarkan ke Pusat Data Ozon Dunia di Toronto, Kanada, yang tersedia kepada masyarakat ilmiah internasional.
Pertemuan pakar UNEP mengambil tindakan Rencana Dunia terhadap lapisan ozon; 1987, ditandatangani Protokol Montreal, suatu perjanjian untuk perlindungan terhadap lapisan ozon. Protokol ini kemudian diratifikasi oleh 36 negara termasuk Amerika Serikat. 1990 Pelarangan total terhadap penggunaan CFC sejak diusulkan oleh Komunitas Eropa (sekarang Uni Eropa) pada tahun 1989, yang juga disetujui oleh Presiden AS George Bush.
Untuk memonitor berkurangnya ozon secara global, National Aeronautics and Space Administration (NASA) meluncurkan Satelit Peneliti Atmosfer. Satelit dengan berat 7 ton ini mengorbit pada ketinggian 600 km (372 mil) untuk mengukur variasi ozon pada berbagai ketinggian dan menyediakan gambaran jelas pertama tentang kimiawi atmosfer di atas. 1995, lebih dari 100 negara setuju untuk secara bertahap menghentikan produksi pestisida metil bromida di negara-negara maju. Bahan ini diperkirakan dapat menyebabkan pengurangan lapisan ozon hingga 15 persen pada tahun 2000.
1995 CFC tidak diproduksi lagi di negara maju pada akhir tahun dan dihentikan secara bertahap di negara berkembang hingga tahun 2010.Hidrofluorokarbon atau HCFC, yang lebih sedikit menyebabkan kerusakan lapisan ozon bila dibandingkan CFC, digunakan sementara sebagai pengganti CFC.
Menipisnya lapisan ozon dalam atmosfer bagian atas diperkirakan menjadi penyebab meningkatnya penyakit kanker kulit dan katarak pada manusia, merusak tanaman pangan tertentu, mempengaruhi plankton yang akan berakibat pada rantai makanan di laut, dan meningkatnya karbondioksida (lihat pemanasan global) akibat berkurangnya tanaman dan plankton. Sebaliknya, terlalu banyak ozon di bagian bawah atmosfer membantu terjadinya kabut campur asap, yang berkaitan dengan iritasi saluran pernapasan dan penyakit pernapasan akut bagi mereka yang menderita masalah kardiopulmoner.
Oleh karena itu, kita semua harus memandang serius masalah ini dan berupaya untuk mencegah atau meminimalkan penipisan lapisan ozon di alam ini dengan cara meminimalkan penggunaan bahan-bahan yang dapat mempertipis ozon agar generasi yang akan datang dapat mewarisi alam sekitar yang masih baik.
2.4       Freon
Freon (CFC) adalah salah satu dari beberapa senyawa alifatik sederhana yang digunakan dalam perdagangan dan industri. Freon mengandung senyawa hidrogen, klorin, atau bromin. Nama Freon adalah sebuah merek dagang yang terdaftar oleh E.I du Pont de Nemours & Company.
Freon tidak memiliki warna, tidak berbau, tidak mudah terbakar, gas atau cairan yang tidak mudah hancur yang diperkenalkan pada lemari es atau kulkas pada tahun 1930. Freon juga bisa digunakan sebagai propelan untuk aerosol. Freon memiliki titik didih, tegangan, dan viskositas yang rendah sehingga sangat berguna sebagai bahan pendingin. Termasuk kedalam Freon adalah chlorodifluoromethane (Freon 12), trichlorofluoromethane (Freon 11), chlorodifluoromethane (Freon 22), dichlorotetrafluoroethane (Freon 114), dan trichlorotrifluoroethane (Freon 113).
Macam-macam contoh penggunaan Freon:
·         Freon adalah gas yang banyak digunakan untuk pendingin, misalnya dalam piloks (cat dalam botol) kalau kita pegang akan terasa dingin karena ada freonnya,
·         freon juga dipakai dalam kulkas untuk pendingin, agar suhu dalam ruangan kulkas bisa serendah mungkin.
·         freon dipakai dalam mesin pendingin (Air Cnditioner = AC)
·         freon dipakai dalan hairspray (pewangi rambut)
·         freon dipakai dalam obat nyamuk kalengan yang bisa disemprotkan
Jika freon terlalu banyak terlepas diudara maka akan menuju keangkasa dan bereaksi dengan ozon (rumus kimianya O3) karena atom Cl tadi yang menyebabkan bereaksi dengan ozon, sehingga ozon yang mestinya untuk menghalangi panas matahari akan berkurang sehingga panas matahari masuk kebumi terlalu banyak.
Sebenarnya ozon selalu terbentuk sewaktu terjadi halilintar, sehingga secara alami ozon akan terbentuk lagi, hanya karena perusakan ozon oleh CFC semakin lama semakin hebat maka pembentukan ozon oleh halilintar tidak bisa mengimbangi penggunaan freon oleh manusia.
Alangkah baiknya kita mengurangi penggunaan AC, Kulkas, piloks, hairspray, obat nyamuk seprot dan bahan lain yang memakai CFC, agar bumi kita selamat dari radiasi matahari yang berbahaya.
2.5       Pencemaran Udara
Udara adalah salah satu elemen penunjang kehidupan di muka bumi. Tanpa udara, manusia dan hewan tidak bisa bernafas, tumbuhan pun tidak bisa melakukan fotosintesis. Pentingnya peran udara bagi kehidupan membuat kita harus menjaganya agar udara kita tidak tercemar. Pencemaran udara bisa berdampak pada kelangsungan hidup di ekosistem kita, oleh karena itu pengenalan seputar penyebab, dampak, dan penanggulangan pencemaran udara mutlak perlu kita lakukan agar kelangsungan generasi penerus kita di masa yang akan datang dapat tetap terjaga dan lestari.
Pengertian pencemaran udara adalah kehadiran substansi fisik, biologi, atau kimia di lapisan udara bumi dalam jumlah yang bisa membahayakan kesehatan seluruh komponen biotik penyusun ekosistem, mengganggu keindahan dan kenyamanan, dan merusak properti.
a.             Karbondioksida-Co2
Karbon dioksida (CO2) adalah senyawa kimia anorganik yang memiliki berbagai penggunaan komersial, dari produksi laser hingga karbonasi minuman ringan. Senyawa ini ada secara alami di lingkungan bumi dan diproduksi dalam berbagai cara, sedangkan CO2 komersial biasanya berasal dari produk sampingan proses industri.
Karbon dioksida telah menjadi topik yang menarik perhatian karena diklasifikasikan sebagai gas rumah kaca yang berdampak pada lingkungan bumi ketika mencapai konsentrasi tinggi di atmosfer. Senyawa ini terdiri dari dua molekul oksigen yang terikat secara kovalen dengan sebuah molekul karbon. Gas ini dihasilkan melalui dekomposisi bahan organik serta melalui respirasi dan pembakaran. Jumlah karbon dioksida di lingkungan sebelum awal abad ke-20 terjaga tetap stabil oleh tanaman, yang mampu menyerap gas ini saat melakukan proses fotosintesis.
Pada awal tahun 1600-an, para ilmuwan mulai berpikir tentang karbon dioksida, meskipun mereka belum memahami betul apa sebenarnya substansi tersebut. Kimiawan Fleming, Jan Baptist van Helmont melakukan observasi yang mengisyaratkan keberadaan karbon dioksida. Namun, terobosan baru terjadi pada abad ke-18 oleh Joseph Black, seorang ahli kimia Skotlandia yang mengidentifikasi senyawa ini dan menjelaskan berbagai sifat-sifatnya. Pada tahun 1800-an, ilmuwan telah berhasil menciptakan dan mempelajari banyak bentuk karbon dioksida. Pada suhu kamar, karbon dioksida tidak berbau, tidak berwarna dan tidak mudah terbakar dalam kondisi normal. Gas ini juga bisa direkayasa menjadi bentuk padat, dan dalam hal ini dikenal sebagai es kering. Pada konsentrasi tinggi, karbon dioksida bersifat racun pada hewan dan manusia. Orang yang menghirup terlalu banyak karbon dioksida akan tercekik dan susah bernapas, hingga akhirnya jatuh tak sadarkan diri akibat tingkat oksigen yang menurun. Gas ini biasa digunakan untuk menciptakan lingkungan lembam untuk pengelasan, pencegah kebakaran, dan karbonasi minuman.
Karbon dioksida merupakan bagian penting dari siklus karbon, siklus kompleks yang mendasari banyak mekanisme kehidupan di bumi. Sementara gas ini terjadi secara alami, jumlahnya yang meningkat di atmosfer mulai memicu banyak kekhawatiran menjelang akhir abad ke-20. Jumlah karbon dioksida yang meningkat akibat berbagai proses pembakaran industri dan kendaraan bermotor dikhawatirkan memicu pemanasan global yang akan mengganggu keseimbangan ekosistem dan memicu cairnya es di kutub.[]
b.            Karbon Monoksida (CO)
Karbon monoksida dihasilkan dari pembakaran tak sempurna dari senyawa karbon, sering terjadi pada mesin pembakaran dalam. Karbon monoksida terbentuk apabila terdapat kekurangan oksigen dalam proses pembakaran. Karbon monoksida mudah terbakar dan menghasilkan lidah api berwarna biru, menghasilkan karbon dioksida.
Di udara, Karbon Monoksida (CO) terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit, hanya sekitar 0,1 ppm. Di daerah perkotaan dengan lalu lintas yang padat konsentrasi gas CO berkisar antara 10-15 ppm. Sudah sejak lama diketahui bahwa gas CO dalam jumlah banyak (konsentrasi tinggi) dapat menyebabkan gangguan kesehatan bahkan juga dapat menimbulkan kematian.
Karbon monoksida (CO) apabila terhirup ke dalam paru-pari akan ikut peredaran darah dan akan menghalangi masuknya oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini dapat terjadi karena gas CO bersifat racun, ikut bereaksi secara metabolis dengan darah (hemoglobin) :
Hemoglobin + CO ———> COHb (Karboksihemoglobin)
Ikatan karbon monoksida dengan darah (karboksihemoglobin) lebih stabil daripada ikatan oksigen dengan darah (oksihemoglobin). Keadaan ini menyebabkan darah menjadi lebih mudah menangkap gas CO dan menyebabkan fungsi vital darah sebagai pengangkut oksigen terganggu.dampak-co
Dalam keadaan normal konsentrasi CO di dalam darah berkisar antara 0,2% sampai 1,0%, dan rata-rata sekitar 0,5%. Disamping itu kadar CO dalam darah dapat seimbang selama kadar CO di atmosfer tidak meningkat dan kecepatan pernafasan tetap konstan.
Keracunan gas karbon monoksida dapat ditandai dari keadaan ringan, berupa pusing, rasa tidak enak pada mata, sakit kepala, dan mual. Keadaan yang lebih berat dapat berupa detak jantung meningkat, rasa tertekan di dada, kesukaran bernafas, kelemahan otot-otot, gangguan pada sisten kardiovaskuler, serangan jantung sampai pada kematian.



c.             Timbal (Pb)
Timbal adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Pb dan nomor atom 82. Lambangnya diambil dari bahasa Latin Plumbum. Timbal (Pb) adalah logam berat yang terdapat secara alami di dalam kerak bumi. Keberadaan timbal bisa juga berasal dari hasil aktivitas manusia, yang mana jumlahnya 300 kali lebih banyak dibandingkan Pb alami yang terdapat pada kerak bumi. Pb terkonsentrasi dalam deposit bijih logam.Unsur Pb digunakan dalam bidang industri modern sebagai bahan pembuatan pipa air yang tahan korosi, bahan pembuat cat, baterai, dan campuran bahan bakar bensin tetraetil.
Timbal (Pb) adalah logam yang mendapat perhatian khusus karena sifatnya yang toksik (beracun) terhadap manusia. Timbal (Pb) dapat masuk ke dalam tubuh melalui konsumsi makanan, minuman, udara, air, serta debu yang tercemar Pb.
d.            Zat Partikulat
Dalam arti sempit, partikulat adalah partikel padat pencemar udara yang berada di udara bersama-sama dengan tetesan cair lainnya. Dalam arti luas, partikulat adalah partikel pencemar yang dapat meliputi berbagai macam bentuk, dari bentuk yang sederhana sampai dengan bentuk yang rumit/kompleks yang semuanya merupakan bentuk pencemaran udara.
Polutan partikulat masuk ke dalam tubuh manusia terutama melalui sistem pernapasan, oleh karena itu pengaruh yang merugikan langsung terutama terjadi pada sistem pernafasan. Faktor yang paling berpengaruh terhadap sistem pernafasan terutama adalah ukuran partikulat, karena ukuran partikulat yang menentukan seberapa jauh penetrasi partikulat ke dalam sistem pernafasan.
Sistem pernafasan mempunyai beberapa sistem pertahanan yang mencegah masuknya partikulat-partikulat, baik berbentuk padat maupun cair, ke dalam paru-paru. Bulu-bulu hidung akan mencegah masuknya partikulat-partikulat berukuran besar, sedangkan partrikel-partikulat yang lebih kecil akan dicegah masuk oleh membran mukosa yang terdapat di sepanjang sistem pernafasan dan merupakan permukaan tempat partikulat menempel.
Partikulat-partikulat yang masuk dan tertinggal di dalam paru-paru mungkin berbahaya bagi kesehatan karena tiga hal penting, yaitu :
·                Partikulat tersebut mungkin beracun karena sifat-sifat kimia dan fisiknya.
·                Partikulat tersebut mungkin bersifat inert (tidak bereaksi) tetapi jika tertinggal di dalam saluran pernafasan dapat mengganggu pembersihan bahan-bahan lain yang berbahaya.
·                Partikulat-partikulat tersebut mungkin dapat membawa molekul-molekul gas yang berbahaya, baik dengan cara mengabsorbsi atau mengabsorpsi, sehingga molekul-molekul gas tersebut dapat mencapai dantertinggal di bagian paru-paru yang sensitif. Karbon merupakan partikulat yang umum dengan kemampuan yang baik untuk mengabsorbsi molekul-molekul gas pada permukaannya.

e.             Sulfur Dioksida (SO2)
Sulfur dioksida adalah salah satu spesies dari gas-gas oksida sulfur (SOx). Gas ini sangat mudah terlarut dalam air, memiliki bau namun tidak berwarna. Sebagaimana O3, pencemar sekunder yang terbentuk dari SO2, seperti partikel sulfat, dapat berpindah dan terdeposisi jauh dari sumbernya.
SO2 dan gas-gas oksida sulfur lainnya terbentuk saat terjadi pembakaran bahan bakar fosil yang mengandung sulfur. Sulfur sendiri terdapat dalam hampir semua material mentah yang belum diolah seperti minyak mentah, batu bara, dan bijih-bijih yang mengandung metal seperti alumunium, tembaga, seng, timbal dan besi. Di daerah perkotaan, yang menjadi sumper sulfur utama adalah kegiatan pemangkit tenaga listrik, terutama yang menggunakan batu bara ataupun minyak diesel sebagai bahan bakarnya, juga gas buang dari kendaraan yang menggunakan diesel dan industri-industri yang menggunakan bahan bakar batu bara dan minyak mentah. Pencemaran SOx diudara terutama berasal dari pemakaian baru bara yang digunakan pada kegiatan industri, transportasi, dan lain sebagainya.
Gas SO2 telah lama dikenal sebagai gas yang dapat menyebabkan iritasi pada system pernafasan, seperti pada slaput lender hidung, tenggorokan dan saluran udara di paru-paru. Efek kesehatan ini menjadi lebih buruk pada penderita asma. Disamping itu SO2 terkonversi di udara menjadi pencemar sekunder seperti aerosol sulfat. Tingginya kadar SO2 di udara merupakan salah satu penyebab terjadinya hujan asam.Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan bakar fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer dan bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan. Air hujan yang asam tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan yang terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman.
f.               Kabut Fotokimia
Kabut Asap / Asbut, istilah adaptasi dari bahasa Inggris smog (smoke and fog), adalah kasus pencemaran udara berat yang bisa terjadi berhari-hari hingga hitungan bulan. Istilah "smog" pertama kali dikemukakan oleh Dr. Henry Antoine Des Voeux pada tahun 1950 dalam karya ilmiahnya "Fog and Smoke", dalam pertemuan di Public Health Congress. Pada 26 Juli 2005, surat kabar London. Penyebab utama dari asbut fotokimia adalah polutan nitrogen oksida dan hidrokarbon. Nitrogen oksida berasal dari kendaraan bermotor sedangkan Hidrokarbon berasal dari berbagai sumber. Kedua zat pencemaran tersebut mengalami reaksi fotokimia membentuk ozone
2.6       Upaya mengurangi pencemaran udara
Menimbang pada penyebab pencemaran udara dan dampak yang ditimbulkannya, kita tentu perlu untuk melakukan tindakan pencegahan dan penanggulangan pencemaran udara yang terjadi agar keberlangsungan kehidupan dimuka bumi ini dapat tetap terjaga.
Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah dampak pencemaran udara tersebut misalnya:
·                Dengan membuat jalur hijau berupa penanaman pohon-pohon di kota-kota besar  agar CO2 sebagai salah satu bahan pencemaran udara dapat terserap kembali melalui daur oksigen dan fotosintesis.
·                Mengurangi penggunaan minyak bumi dan bahan bakar fosil pada industri, pembangkit listrik, dan rumah tangga untuk mengurangi jumlah limbah udara yang terlepas ke atmosfer.
·                Memanfaatkan energi alternatif yang ramah lingkungan, seperti biogas, energi surya, atau energi panas bumi.
·                Melakukan pengawasan lebih ketat di wilayah hutan yang rawan terbakar.
·                Melarang warga membakar hutan saat melakukan land clearing lahan pertanian.
·                Tidak melakukan percobaan nuklir secara masif untuk mengurangi pencemaran radioaktif.






BAB III
PENUTUP
3.1       Kesimpulan
Proses adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara alami atau didesain, mungkin menggunakan waktu, ruang, keahlian atau sumber daya lainnya, yang menghasilkan suatu hasil (output). Output tersebut). Output juga bisa jadi tidak diinginkan, seperti limbah atau polusi.
Adanya pencemaran udara bisa merusak lapisan ozon. Menipisnya lapisan ozon disebabkan oleh BPO atau bahan perusak ozon yang terkandung dari beberapa produksi yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari, misalnya CFC. Maka dari itu untuk pengendaliannya perlu kerja sama antara pemerintah dan seluruh masyarakat agar mengurangi produksi dan pemakaian produk-produk yang mengandung BPO atau CFC.
3.2       Saran
Agar pemerintah dan masyarakat baik dari kalangan industri maupun umum, untuk  bekerja sama dalam menjalankan peraturan yang berkaitan dengan upaya penurunan polusi udara agar dapat terlaksana dan diterapkan dengan baik dan seksama. Dengan penurunan polusi udara, diharapkan akan mampu mencegah terjadinya penipisan Ozon yang membawa akibat buruk tidak hanya terhadap lingkungan namun terhadap kelangsungan hidup manusia.



DAFTAR PUSTAKA

Soedomo Moestikahadi. 2001. Pencemaran Udara. Bandung: ITB Bandung
Julianti Araini. 2003. Lapisan Ozon Terus Berkurang.  Kimia lingkungan.
Yusnita, H. Pengendalian Kerusakan Ozon, (Online),
http://www.blogger.org/ozon.com
https://id.wikipedia.org/wiki

Komentar